Wednesday 16 April 2014

Kelebihan dan Kekurangan Penyambungan dengan Pengelasan dan Baut




Sebagian besar kerusakan atau bahkan kegagalan struktur bangunan baja ditentukan oleh kinerja sistem sambungan yang digunakan.
Oleh karena itulah maka bagi seorang engineer pengetahuan mengenai perilaku sistem sambungan yang akan digunakan adalah sangat penting. Bahkan sangat penting. Jika check stress dan tekuk pada penampang dapat dikerjakan (dievaluasi) oleh program komputer melalui opsi post-processing (misalnya SAP2000 dan STAAD-pro) secara otomatis, maka pemodelan struktur dalam menentukan perilaku sambungan tidak secara otomatis dapat dipilih oleh komputer. Biasanya komputer sudah menetapkannya secara otomatis sebagai  joint continue, istilah sederhana dari sambungan momen. Tapi apakah seperti itu kenyataannya. Belum tentu bukan. O ya, ingat : continue itu tidak hanya momen saja lho, bisa torsi, bisa momen sumbu lemah (dan kuat) dsb-nya.
untuk baja profil hot-rolled atau baja pelat tebal maka alat sambung yang dikenalnya hanya dua, yaitu las (weld) dan baut, khususnya baut mutu tinggi. Ini tentu berbeda dengan struktur baja yang memanfaatkan baja cold-formed atau pelat tipis, yang terakhir ini banyak macam sambungannya.
Jadi, jika yang kita bicarakan ini adalah konstruksi baja hot-rolled, maka hanya las dan baut saja yang dapat kita ajukan. Jadi mana yang sebaiknya kita pakai, las atau baut ?
Untuk bisa menjawabnya, maka perlu pemahaman alat sambung tersebut, plus dan minusnya.
Las secara teoritis dapat menghasilkan kekuatan sambung yang sama dengan penampang aslinya, artinya tidak ada pengurangan kekuatan. Ini khususnya jika berbicara tentang butt-weld atau las tumpul. Jadi jika ada suatu sambungan yang ingin kita uji kekuatan las, dan cara me-las-nya memakai butt-weld maka ketika diuji tarik, yang rusak pasti bagian lain dan bukan di tempat sambungan las tersebut dikerjakan.


Uji sistem sambungan dengan las, perhatikan bagian yang putus, bukan pada bagian yang di las (Sumber : Luis Calado and Elena Mele (2000) ISET Journal of Earthquake Technology Vol.37, No.4.)

Kelemahan sistem sambungan las hanya dalam pelaksanaannya. Kita tidak bisa memeriksa sempurna tidaknya suatu las butt-weld hanya dari penampakan luar, tapi dari prosesnya. Kecuali tentunya dengan alat-alat khusus, seperti X-ray, uji gelombang atau semacamnya, yaitu menentukan homogenitas bahan yang disambung. Jadi apakah seluruh penampang telah ter-las dengan baik, atau hanya bagian luarnya saja yang tebal. Kita tidak dengan mudah menjawabnya. Oleh karena itulah mengapa tukang las harus mempunyai sertifikasi las
sambungan las relatif lebih unggul dibanding sambungan baut mutu tinggi, yang meskipun sudah ada baut mutu tinggi, tetapi karena ada lubang maka komponen yang disambung menjadi lebih lemah. Karena itulah maka jika memungkinkan selalu digunakan sistem dengan sambungan las.
Memungkinkan yang dimaksud adalah ukuran-ukuran komponen struktur yang memudahkan dalam transportasi dan proses erection di lapangan.

 Sistem Sambungan ada Konstruksi Baja dengan las dan baut

Perhatikan gambar di atas adalah struktur baja dengan kualitas yang dapat ditiru. Sebagian besar menggunakan sambungan las, tetapi karena terbatas dalam proses erection dan pengangkutannya, maka perhatikan bagian yang saya beri tanda kuning itu adalah lokasi sambungan bautnya.

Sumber: http://wiryanto.wordpress.com


No comments:

Post a Comment