Oleh karena itulah maka bagi seorang engineer pengetahuan mengenai perilaku sistem sambungan yang akan digunakan adalah sangat penting. Bahkan sangat penting. Jika check stress dan tekuk pada penampang dapat dikerjakan (dievaluasi) oleh program komputer melalui opsi post-processing (misalnya SAP2000 dan STAAD-pro) secara otomatis, maka pemodelan struktur dalam menentukan perilaku sambungan tidak secara otomatis dapat dipilih oleh komputer. Biasanya komputer sudah menetapkannya secara otomatis sebagai joint continue, istilah sederhana dari sambungan momen. Tapi apakah seperti itu kenyataannya. Belum tentu bukan. O ya, ingat : continue itu tidak hanya momen saja lho, bisa torsi, bisa momen sumbu lemah (dan kuat) dsb-nya.
untuk baja profil hot-rolled atau baja pelat tebal maka alat sambung yang dikenalnya hanya dua, yaitu las (weld) dan baut, khususnya baut mutu tinggi. Ini tentu berbeda dengan struktur baja yang memanfaatkan baja cold-formed atau pelat tipis, yang terakhir ini banyak macam sambungannya.
Jadi, jika yang kita bicarakan ini adalah konstruksi baja hot-rolled, maka hanya las dan baut saja yang dapat kita ajukan. Jadi mana yang sebaiknya kita pakai, las atau baut ?
Untuk bisa menjawabnya, maka perlu pemahaman alat sambung tersebut, plus dan minusnya.
Las secara teoritis dapat menghasilkan kekuatan sambung yang
sama dengan penampang aslinya, artinya tidak ada pengurangan kekuatan. Ini
khususnya jika berbicara tentang butt-weld atau
las tumpul. Jadi jika ada suatu sambungan yang ingin kita uji kekuatan las, dan
cara me-las-nya memakai butt-weld maka
ketika diuji tarik, yang rusak pasti bagian lain dan bukan di tempat sambungan
las tersebut dikerjakan.
Uji sistem sambungan dengan las, perhatikan bagian yang
putus, bukan pada bagian yang di las (Sumber : Luis Calado and Elena Mele
(2000) ISET Journal of Earthquake Technology Vol.37,
No.4.)
Kelemahan sistem sambungan las hanya dalam pelaksanaannya.
Kita tidak bisa memeriksa sempurna tidaknya suatu las butt-weld hanya dari penampakan
luar, tapi dari prosesnya. Kecuali tentunya dengan alat-alat khusus, seperti
X-ray, uji gelombang atau semacamnya, yaitu menentukan homogenitas bahan yang
disambung. Jadi apakah seluruh penampang telah ter-las dengan baik, atau hanya
bagian luarnya saja yang tebal. Kita tidak dengan mudah menjawabnya. Oleh
karena itulah mengapa tukang las harus mempunyai sertifikasi las
sambungan las relatif lebih unggul dibanding sambungan baut mutu tinggi,
yang meskipun sudah ada baut mutu tinggi, tetapi karena ada lubang maka
komponen yang disambung menjadi lebih lemah. Karena itulah maka jika
memungkinkan selalu digunakan sistem dengan sambungan las.Memungkinkan yang dimaksud adalah ukuran-ukuran komponen struktur yang memudahkan dalam transportasi dan proses erection di lapangan.
Sistem Sambungan ada Konstruksi Baja dengan las dan baut
Sumber: http://wiryanto.wordpress.com
No comments:
Post a Comment