Saturday 26 April 2014

Non Destructructive Test (NDT) atau Non Destructructive Examination (NDE)

Untuk menjaga kualitas produk agar sesuai dengan standar yang ditetapkan, maka perlu dilakukan inspeksi atau pemeriksaan terhadap suatu produk tersebut. Untuk mengetahu ada atau tidaknya cacat pada produk maka bias dilakukan pemeriksaan dengan metode uji tanpa merusak material (Non Destructive Test). Metode uji tanpa merusak untuk material logam dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya metode Penetrant Test (PT), Magnetic Test (MT) , Ultrasonic Test (UT), Radiography Test (RT), Eddy Current Test (ET), Acoustic Emission Test (AET), dan Holiday Test (HT). Standard yang digunakan untuk Non Destructructive Test (NDT) atau Non Destructructive Examination (NDE) ini adalah ASME Section V (procedure and technique). Dan untuk standard accepted criteria menggunakan ASME B31.3, B31.4, B.31.8; API 1104; ASME VIII Rev. 1; API 650; dan AWS D1.1.

 >>PENETRANT TEST (PT)
 Metode penetran cair digunakan untuk mendeteksi cacat permukaan seperti retak, porositas, laminasi, dan cacat—cacat yang lain karena proses welding, forging, manufaktur dsb.
Prinsip kerjanya adalah fenomena kapilaritas. Karena fenomena inilah memungkinkan cairan yang tertinggal dalam lubang yang sempit tertarik dan muncul ke permukaan. Metode ini merupakan salah satu metode yang paling sedehana, luas penggunannya dan merupakan uji tanpa merusak tertua. Beberapa peralatan yang dipakai adalah bahan penetran, cleaner, developer dan kain atau majun. 

Langkah pertama yang dilakukan adalah precleaning yang merupakan pembersihan awal material dari sesuatu yang menutup permukaan benda uji seperti debu, cat, kerak dsb. Beberapa bahan yang direkomendasikan untuk melakukan precleaning seperti detergen, solvent, uap air dan bahan pelarut lainnya. Setelah material tersebut kering dari cairan pembersih, langkah selanjutnya adalah melakukan aplikasi penetran dengan menyemprotkan pada area material yang disinyalir adanya retak. Setelah itu dibiarkan beberapa menit sampai cairan penetran masuk ke celah retak tersebut. Waktu tunggunya sekitar 5 sampai 30 menit. Pembersihan penetran berlebih yang tidak masuk ke celah cacat dilakukan setelah dwell time terpenuhi. Proses pembersihan dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan air, emulsifier, atau solvent. Setelah pembersihan penetran permukaan obyek uji perlu dikeringkan terutama jika menggunakan developer bubuk kering. Pengeringan berlebih dapat merugikan karena penetran dalam celah retak menjadi kering dan sulit untuk tertarik keluar. Pengeringan untuk air dan emulsifier dilakukan dengan ditiriskan secara natural, dilap dengan kain bersih, dan dianginkan mengunakan blower. Sedangkan pengeringan solvent biasanya dilap dengan kain bersih yang kering dan dikeringkan secara natural. Ketika developer digunakan pada benda uji, maka permukaannya harus kering dan tidak lengket serta menggumpal. Developer harus berwarna terang dan kontras dengan penetran untuk memudahkan pengamatan. Penggunaan developer dilakukan dengan beberapa cara diantaranya dibenamkan (Dipping), soft bush, Hand powder bulb, dan sebagainya. Dwell time developer adalah waktu yang dibutuhkan untuk development, mulai dari pemberian developer sampai dibolehkan untuk evaluasi. Menurut ASTM E-165 dan ASME V art 6 maka dwell time developer adalah 7 menit.
PT result – cracking in the HAZ of an aluminium alloy 

 Tahap interpretasi dilakukan jika dwell time developer telah terpenuhi dengan mengamati bentuk, ukuran dan lokasi indikasi. Jika indikasi cacat terlihat berwarna merah tua, maka indikasi telah benar dan tidak ada kesalahan dalam pemberian developer. Sebaliknya Jika indikasi berwarna merah muda dan warna background tidak ada, maka hal ini menunjukkan terjadinya over wash atau developer terlalu tebal. Setelah obyek uji selesai diperiksa, maka permukaannya harus dibersihkan untuk menghindari korosi yang disebabkan oleh sisa cairan penetran dan developer. Metode dan teknik yang digunakan yaitu dilap dengan kain yang dibasahi air untuk penetran waterwashable, atau lap kain yang dibasahi solvent. 


 >>Magnetic Test (MT)
Magnetic Test (MT) merupakan metode inspeksi dengan mengetahui cacat permukaan (surface) dan bawah permukaan (subsurface) suatu material atau spesimen. Metode Magnetic Test ini hanya bisa diterapkan untuk material ferromagnetik. Prinsip kerjanya yaitu dengan memagnetisasi bahan yang akan diuji. Adanya cacat yang tegak lurus arah medan magnet akan menyebabkan kebocoran medan magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanya cacat pada material.
Langkah awal untuk melakukan inspeksi atau pemeriksaan dengan metode ini yaitu dengan menyemprotkan partikel besi (partikel magnetic) yang mempunyai pigmen pewarna pada bagian permukaan material kemudian dilakukan magnetisasi dengan menggunakan yoke tools pada material. Jika pada suatu material terdapat cacat maka partikel-partikel tersebut akan berkumpul pada daerah yang cacat atau terjadi kebocoran medan magnet.


>>Ultrasonic Test (UT)
Prinsip kerja ultrasonic test adalah memanfaatkan hasil pantulan (echo) dari gelombang ultrasonik apabila ditransmisikan pada sampel uji. Gelombang ultrasonic yang digunakan memiliki frekuensi 0.5 – 20 MHz. Gelombang ultrasonic tersebut akan terpengaruh jika ada void, retak, atau delaminasi pada material. Gelombang ultrasinic ini dibnagkitkan oleh tranducer dari bahan piezoelektri yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi getaran mekanik kemudian menjadi energi listrik lagi.
Metode UT ini memiliki kelebihan yaitu mempunyai penetrasi yang dalam, sehingga dapat mendeteksi cacat yang sangat kecil. Selain itu memiliki keakuratan lebih tinggi dibandingkan dengan methode NDT lainnya dalam menentukan orientasi dan posisi cacat yang didalam. 


 >>Radiography Test (RT)
Methode pengujian radiografi adalah suatu metode berdasarkan pengamatan perbedaan tingkat penyerapan dari suatu penyinaran radiasi pada suatu bahan/objek, atau dengan kata lain bayangan fotografik dihasilkan oleh lewatnya sinar gamma atau sinar x melalui benda uji ke film. Perubahan yang dihasilkan pada emulsi film dicuci untuk menghasilkan radiographic transparency (radiograph).

 Sumber radiasi untuk Radiography Test: 
1. Sumber radiasi X-Ray Sumber radiasi sinar x biasanya digunakan untuk bahanmetal paduan ringan dan bahan yang mempunyai kerapatan jenis yang rendah. Pemilihan KV dan exposure time biasanya dilihat dari manual book dari pada pesewat sinar x itu sendiri. 
2. Sumber radiasi Gamma-Ray Untuk pemilihan sumber sinar gamma didasarkan pada ketebalan material yang akan diperiksa. Dibawah ini table pemilihan sumber sinar gamma berdasarkan ketebalan material yang akan diperiksa:



>>Eddy Current Test (ET)
Inspeksi ini memanfaatkan prinsip elektromagnet. Prinsipnya, arus listrik dialirkan pada kumparan untuk membangkitkan medan magnet didalamnya. Jika medan magnet ini dikenakan pada benda logam yang akan diinspeksi, maka akan terbangkit arus Eddy. Arus Eddy kemudian menginduksi adanya medan magnet. Medan magnet pada benda akan berinteraksi dengan medan magnet pada kumparan dan mengubah impedansi bila ada cacat.


>>Acoustic Emission Test (AET)
Ketika sebuah materi padat mengalami stres, ketidaksempurnaan pada material akan memancarkan energi akustik pendek yang disebut "emisi". Jadi Acoustic Emission (AE) adalah keluarnya gelombang akustik, dalam range frekuensi 20 Khz – 1 Mhz, dari suatu material ketika material tersebut mengalami pembebanan/ stimulasi oleh gangguan luar. Emisi akustik ini dibangkitkan dari deformasi lokal, misalnya berupa retak (crack) yang mengakibatkan stress lokal dan mengemisikan energi pulsa elastik yang akan merambat ke seluruh interior material. Sumber emisi dapat dievaluasi melalui studi intensitas dari emisi yang ditangkap dan waktu kedatangan untuk mengumpulkan informasi (seperti lokasi) tentang sumber-sumber emisi tersebut. Langkah-langkah dari AET yaitu sensor diletakkan pada permukaan komponen / struktur material untuk menangkap energi ini. Sinyal emisi diamplifikasi dan difilter oleh sistem pengolah sinyal untuk kemudian dimonitor pada layar PC secara real time. Lokasi kerusakan material dapat diketahui dengan cara mengekstrak koordinat sumber AE seakurat mungkin. Sangat berguna untuk investigasi kerusakan lokal, khususnya dalam skala mikro, di dalam material. Selain itu mampu memonitor seluruh sistem secara bersamaan dan real time, bahkan saat material tersebut sedang dioperasikan dalam suatu kegiatan industri. 


>>Holiday Test (HT)
Holiday test merupakan sistem pengujian yang digunakan untuk mengetahui adakah lubang-lubang kecil atau pinhole pada suatu material. Material yang dimaksud adalah material yang telah dilakukan pengelasan dan coating pada materialnya. Mengingat pada las-lasan material ada penguatan lapisan yang mana permukaannya tidak rata maka untuk memastikan coating pada las-lasan material tersebut sudah sempurna maka dilakukan Holiday test tersebut untuk mengetahui apakah coating tersebut telah menutupi semua lapisan material atau tidak. Holiday test ini biasanya dilakukan mengingat biasanya pada proses coating pada las lasan material sering ditemukan lapisan yang tidak tertutupi sehingga dikategorikan cacat dan harus direpair kembali. Karena jika tidak dilakukan holiday test akan mengakibatkan kebocoran pada material tersebut. Material-material tersebut seperti pipa baja, pipa beton, tangki minyak dan lain-lain. Pengujian holiday test pada material tersebut dapat menggunakan alat holiday detector. Holiday detector adalah merupakan alat pengujian untuk pengukuran atau inspeksi lubang kecil atau crack, yang juga dikenal sebagai pendeteksi porositas, pengujian crack, percikan tester, tester atau jeeper jip. Holiday detector bekerja pada deteksi non-destruktif atau uji tak rusak dan lokasi lubang kecil, tempat kosong atau titik tipis pada lapisan pelindung yang diterapkan untuk perlindungan korosi dari logam atau beton permukaan. Prinsip Holiday detector mengalirkan arus energi listrik pada material yg telah di coating baik baru atau lama dimana alat tersebut akan berbunyi atau memberi sinyal apabila ada lubang kecil atau pinhole pada coating ( baik baru atau lama ) untuk coating baru biasanya berupa bubble atau porositas . Untuk coating yang lama biasanya terdapat regangan antara coating dengan logamnya. Holiday detector akan menerangkan untuk aplikasi berapa KV voltase yang di aplikasikan untuk ketebalan coating tertentu . Holiday test dengan menggunakan holiday detector ini dilakukan pada pipeline yg sudah di coating tujuannya adalah untuk maintenance dari coating tersebut bila ada yg rusak maka akan dilakukan perbaikan pada coating yg rusak tersebut sehingga sangat efektif untuk menghindari kebocoran pada material tersebut. Holiday detector cocok untuk operasi produksi pelapisan pipa, tangki dan struktur kerja. 

 Sumber: - Ilmu On job Trainning PT. Chevron Indonesia Company – Kalimatan Operations
- www.api-iws.org
- http://aeroblog.wordpress.com
- http://tiarasalsabilatoniputri.files.wordpress.com
- http://www.alatuji.com - http://www.ndt-ed.org

Tuesday 22 April 2014

Macam-macam (Jenis) Test TOEFL



TOEFL (Test of English as a Foreign Language) adalah test bahasa Inggris yang diciptakan dan dikembangkan oleh ETS (Educational Testing Service) di New Jersey, USA sejak tahun 1963. Test ini digunakan untuk mengukur kecakapan (proficiency) berbahasa Inggris seseorang dalam konteks akademis.
TOEFL Score biasa digunakan sebagai pra syarat untuk mendaftar ke Sekolah Menengah Atas dan Universitas di dalam dan di luar negeri, juga untuk syarat memperoleh beasiswa dan syarat kelulusan di perguruan tinggi. Tetapi TOEFL Score kini tidak hanya diperlukan di dalam lingkungan akademis, tapi juga di beberapa instansi kerja swasta dan negeri di dalam dan di luar negeri sebagai pra syarat bagi para pelamar kerja maupun untuk kenaikan jabatan atau promosi.
Ada beberapa macam/jenis bentuk TOEFL Test yang dikeluarkan oleh ETS (Education Testing Service), ada 3 (tiga) bentuk yaitu:
  • PBT (Paper Based Test) TOEFL
  • CBT (Computer Based Test) TOEFL
  • iBT (internet Based Test) TOEFL
Berikut ini akan dibahas perbedaan setiap tipe atau jenis tes TOEFL:
a. PBT (Paper Based Test) TOEFL
PBT-TOEFL adalah bentuk TOEFL Test yang pertama kali dikeluarkan oleh ETS. Sistem test pada PBT-TOEFL menggunakan paper atau lembaran-lembaran kertas soal dan lembar jawaban yang harus diisi dengan pensil 2B.
Materi yang diujikan adalah Listening, Structure, dan Reading dengan score range 310 – 677. Lama waktu test adalah 2 – 2,5 jam. Sejak April 2006, PBT-TOEFL ditiadakan di Indonesia dan hanya disediakan di negara yang tidak memiliki iBT test center yaitu di Israel dan Iran.
b. CBT (Computer Based Test) TOEFL
CBT-TOEFL adalah bentuk kedua, menggantikan PBT-TOEFL. Sistem test CBT-TOEFL tidak lagi menggunakan paper, tapi langsung dengan computer. Semua soal menggunakan softwere dan setiap soal langsung dijawab / dikerjakan di computer. CBT pertama kali dikeluarkan pada tahun 1998. Namun di beberapa negara di Asia, khususnya Indonesia masih diperkenankan untuk menggunakan PBT (ITP-TOEFL) sebagai standar International TOEFL Test. Sehingga pamor CBT di Indonesia sangat minim. Bahkan hingga sekarang masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengetahui apa itu CBT-TOEFL.
Materi yang diujikan adalah Listening, Structur, Reading dan Writing dengan score range 0 – 300. Lama waktu test adalah 2 – 2,5 jam.
c. iBT (internet Based Test) TOEFL
iBT-TOEFL atau yang juga dikenal dengan Next Generation (NG) TOEFL adalah bentuk TOEFL Test terbaru yang dikeluarkan ETS dan mulai diperkenalkan sejak tahun 2005, tetapi di Indonesia, baru mulai diberlakukan sejak tahun 2006 sebagai standar International TOEFL Test yang diakui di dunia. ETS banyak melakukan perubahan pada format dan system TOEFL Test terbaru ini. iBT-TOEFL juga menggunakan media computer, hanya saja system test pada iBT menggunakan internet. Dengan demikian peserta test langsung on-line dengan ETS dan menjawab soal-soal test juga secara on-line.
Materi test yang diujikan adalah Reading, Listening, Speaking dan Writing, sedangkan Structure bukan berarti hilang, akan tetapi melebur dalam 4 (empat) kesatuan materi test yang diujikan tersebut.
Jenis soal yang dikeluarkan pada iBT-TOEFL Test tidak hanya Individual Test, tetapi juga ada Integrated Test, yaitu kombinasi soal dan cara menjawab. Misalnya: akan muncul 2 (dua) materi soal test, yaitu sebuah paragraph (reading) diikuti dengan penjelasan seorang instructor tentang paragraph tersebut (listening) dalam tiap 1 (satu) soal. Lama waktu test adalah 4 jam.
Score range iBT-TOEFL adalah 0 – 300
***ITP – TOEFL Test
ITP-TOEFL adalah jenis test yang dikeluarkan ETS khusus untuk wilayah Asia, terutama Indonesia. ITP (Institutional Test Program) TOEFL score bersifat institutional, artinya hanya untuk penggunaan institusi tertentu atau wilayah lokal tertentu khususnya di Indonesia dan tidak berlaku untuk seluruh negara di dunia.  (lihat TOEFL-ITP). Format test menggunakan PBT.
***International / Official TOEFL Test
International / Official TOEFL Test adalah jenis TOEFL Test yang dikeluarkan langsung oleh ETS. Istilah International / Official diperkenalkan oleh beberapa lembaga TOEFL Test, untuk membedakan antara TOEFL Test yang langsung dikeluarkan oleh ETS (official) dan TOEFL Test yang dikeluarkan oleh lembaga selain ETS (not official).


TOEFL untuk Sekolah Di Luar Negeri

Untuk yang berkeinginan sekolah atau  menempuh pendidikan diluar negeri, score TOEFL yang berlaku di dunia tentu saja score iBT-TOEFL Test yang saat ini berlaku di dunia. Ada beberapa universitas diluar negeri yang masih menerima TOEFL test PBT tetapi test PBT yang resmi dari ETS. Kalau bukan ETS, berarti tidak mungkin diterima. Standar minimal TOEFL score yang diberlakukan di berbagai institusi di luar negeri beragam. Standar TOEFL score minimal bisa berbeda-beda pada tiap institusi. Tapi, secara umum TOEFL score minimal yang disyaratkan berkisar antara iBT 80 – 92 atau jika di equivalentkan ke PBT berkisar antara 550 – 580. Sertifikat untuk iBT-TOEFL Score Slip berlaku selama 2 tahun.
(Sumber: ILC Surabaya)

Thursday 17 April 2014

Simbol Pengelasan (Welding Symbol)







(Sumber: http://wiryanto.wordpress.com)
Umumnya pengelsasan menggunakan type fillet dan groove. Dimana pengelasan type fillet merupakan bentuk segitiga sedangkan type groove merupakan bentuk cembung.


Berikut ini merupakan symbol welding dan contoh gambar riilnya:

 (Welding symbols used in Australia are based on the Australian Standard AS 1100.101-1992)

Wednesday 16 April 2014

Kelebihan dan Kekurangan Penyambungan dengan Pengelasan dan Baut




Sebagian besar kerusakan atau bahkan kegagalan struktur bangunan baja ditentukan oleh kinerja sistem sambungan yang digunakan.
Oleh karena itulah maka bagi seorang engineer pengetahuan mengenai perilaku sistem sambungan yang akan digunakan adalah sangat penting. Bahkan sangat penting. Jika check stress dan tekuk pada penampang dapat dikerjakan (dievaluasi) oleh program komputer melalui opsi post-processing (misalnya SAP2000 dan STAAD-pro) secara otomatis, maka pemodelan struktur dalam menentukan perilaku sambungan tidak secara otomatis dapat dipilih oleh komputer. Biasanya komputer sudah menetapkannya secara otomatis sebagai  joint continue, istilah sederhana dari sambungan momen. Tapi apakah seperti itu kenyataannya. Belum tentu bukan. O ya, ingat : continue itu tidak hanya momen saja lho, bisa torsi, bisa momen sumbu lemah (dan kuat) dsb-nya.
untuk baja profil hot-rolled atau baja pelat tebal maka alat sambung yang dikenalnya hanya dua, yaitu las (weld) dan baut, khususnya baut mutu tinggi. Ini tentu berbeda dengan struktur baja yang memanfaatkan baja cold-formed atau pelat tipis, yang terakhir ini banyak macam sambungannya.
Jadi, jika yang kita bicarakan ini adalah konstruksi baja hot-rolled, maka hanya las dan baut saja yang dapat kita ajukan. Jadi mana yang sebaiknya kita pakai, las atau baut ?
Untuk bisa menjawabnya, maka perlu pemahaman alat sambung tersebut, plus dan minusnya.
Las secara teoritis dapat menghasilkan kekuatan sambung yang sama dengan penampang aslinya, artinya tidak ada pengurangan kekuatan. Ini khususnya jika berbicara tentang butt-weld atau las tumpul. Jadi jika ada suatu sambungan yang ingin kita uji kekuatan las, dan cara me-las-nya memakai butt-weld maka ketika diuji tarik, yang rusak pasti bagian lain dan bukan di tempat sambungan las tersebut dikerjakan.


Uji sistem sambungan dengan las, perhatikan bagian yang putus, bukan pada bagian yang di las (Sumber : Luis Calado and Elena Mele (2000) ISET Journal of Earthquake Technology Vol.37, No.4.)

Kelemahan sistem sambungan las hanya dalam pelaksanaannya. Kita tidak bisa memeriksa sempurna tidaknya suatu las butt-weld hanya dari penampakan luar, tapi dari prosesnya. Kecuali tentunya dengan alat-alat khusus, seperti X-ray, uji gelombang atau semacamnya, yaitu menentukan homogenitas bahan yang disambung. Jadi apakah seluruh penampang telah ter-las dengan baik, atau hanya bagian luarnya saja yang tebal. Kita tidak dengan mudah menjawabnya. Oleh karena itulah mengapa tukang las harus mempunyai sertifikasi las
sambungan las relatif lebih unggul dibanding sambungan baut mutu tinggi, yang meskipun sudah ada baut mutu tinggi, tetapi karena ada lubang maka komponen yang disambung menjadi lebih lemah. Karena itulah maka jika memungkinkan selalu digunakan sistem dengan sambungan las.
Memungkinkan yang dimaksud adalah ukuran-ukuran komponen struktur yang memudahkan dalam transportasi dan proses erection di lapangan.

 Sistem Sambungan ada Konstruksi Baja dengan las dan baut

Perhatikan gambar di atas adalah struktur baja dengan kualitas yang dapat ditiru. Sebagian besar menggunakan sambungan las, tetapi karena terbatas dalam proses erection dan pengangkutannya, maka perhatikan bagian yang saya beri tanda kuning itu adalah lokasi sambungan bautnya.

Sumber: http://wiryanto.wordpress.com